Wednesday, June 26, 2013

Dear Allah …

 
          Dear Allah, I know not what your plans are for me. Sometimes I feel like giving up. Everytime when things seems to be going alright then suddenly every thing turns upside down again. Its now been 15 years that I have been in and out of jobs and i am now without work. I am jobless, without much money. I have 3 children to and a wife who depends on me for support and in turn I depend on you but help seems to be a long way. I don’t know how much longer I can linger on this hope that I have. I have not been paid my last salary, nor reimbursed for my travelling claims. I;ve been cheated too many times that I’m now beginning to question the fairness of this world. Isn’t there any justice? Or am I being too nice of a person that people take advantage of me. I lost my home to a conman, I partnered in a business with a friend but at the end I was not paid my share of the profits although my partner lives a luxurious lifestyle. After countless of rejected job interviews, I managed to get a job 7 months ago but even then I’ve not been paid my last month’s salary nor been reimbursed of my travelling claims. Years ago my wife cheated on me but I took her back and even forgave her, Even my inheritance was signed away to my youngest sibling by my late father. My house, my car, my business ideas … There’s too many to list. The question is … Why? Am I that bad of a person that I do not deserve your help? I’ve never cheated anyone. I have never turned down anyone who  seek financial help from me even when I myself have very little for my own. I’ve never disclosed my situation, my difficulties to anyone. I only tell them to you O Allah .. Only you know, but I’m beginning to fade into despair.  I’m beginning to lose hope. I’m now in my fifties. and without work but with mouths to feed. Even in life, things have been very difficult for me … What more in the Hereafter. I sometimes wish I was never born then I would not have to go through the trial & tribulation of both this world and the hereafter. I look forward to sleep each night because only in my dreams, when I am not awake … can I escape form my despair and dissapointment. Please Oh Allah … I am not asking much … I’m not asking to be millionaire, I;m not asking to be rich .. I am the sort of person who likes to borrow money from anyone and that would be the last thing I would do even when I am without any money.  I’m just asking that you protect me from liars, cheaters conmen and thieves …. and that I find a stable job that would provide me with a steady income have enough to take care of my family.(Somehow or rather in my heart I do not see that coming … And I am clueless as to why and I am beginning to wonder why the conmen, the white collared criminals, the well dressed liars and thieves seems to get away with it … O Allah please help me keep my faith in you)
.

Dear Allah (SWT)

Dear Allah (SWT), I thank you for this day.

I thank You for my being able to see and to hear this morning. I'm blessed because You are a forgiving Allah (SWT) and understanding. You have done so much for me and You keep on blessing me. Forgive me this day for everything I have done, said or thought that was not pleasing to you. I ask now for Your forgiveness.

Please keep me safe from all danger and harm. Help me to start this day with a new attitude and plenty of gratitude. Let me make the best of each and every day to clear my mind so that I can hear from You.

Please broaden my mind that I can accept all things.

Let me not whine and whimper over things I have no control over. Let me continue to see sin through Allah (SWT) eyes and acknowledge it as evil. And when I sin, let me repent, and confess with my mouth my wrongdoing, and receive the forgiveness of Allah (SWT)

And when this world closes in on me, let me remember your example -- to slip away and find a quiet place to pray. It's the best response when I'm pushed beyond my limits. I know that when I can't pray, You listen to my heart. Continue to use me to do Your will.

Continue to bless me that I may be a blessing to others. Keep me strong that I may help the weak. Keep me uplifted that I may have words of encouragement for others. I pray for those who are lost and can't find their way. I pray for those who are misjudged and misunderstood. I pray for those who don't know You intimately. I pray for those who will delete this without sharing it with others. I pray for those who don't believe. But I thank you that I believe.

I believe that Allah (SWT) changes people and Allah (SWT) changes things. I pray for all my father, mother and brothers. For each and every family member in their households. I pray for peace, love and joy in their homes that they are out of debt and all their needs are met.

I pray that every eye that reads this knows there is no problem, circumstance, or situation greater than Allah (SWT). Every battle is in Your hands for You to fight. I pray that these words be received into the hearts of every eye that sees them and every mouth that confesses them willingly..

Monday, June 17, 2013

Korelasi Iman dan Bersikap Plin-plan

Bila ada orang yang suka tidak tetap pendiriannya, apakah kita akan menyenanginya? Atau bila ada yang suka bersikap seperti angin berhembus, yang sekali berhembus ke timur dia akan menjadi timur, tapi tatkala angin berhembus ke barat maka dia pun menjadi barat. Biasanya, sebagian dari mereka akan cukup menyulitkan yang lainnya. Baik itu seorang pria ataupun seorang wanita. Sama saja. Baik itu penjahat ataupun penjabat. Sikap seperti ini sering di sebut plin plan. Atau tidak tetap pendiriannya.

Ada banyak hal yang akhirnya menjadi berantakan hanya karena sikap ini menghinggap dalam diri anak Adam. Mulai dari urusan sepele sampai urusan yang mempertaruhkan agama. Iman dan keyakinan diri. Misalnya, hari ini Islam maka besok seperti non-Islam. Hari ini berjilbab besok buka. Hari ini ingin taubat besok malah tenggelam lagi dengan maksiat. Ini mungkin sudah terlihat jelas. Sebuah sikap yang cukup membahayakan diri sendiri dan orang sekitarnya.

Dalam hal sepele, ternyata sikap plin plan ini juga cukup memberikan efek yang tak kalah merusaknya. Misalkan saja bila Anda berjanji dengan seseorang, sedangkan orang tersebut akhirnya membatalkan janji dengan seseorang yang lain demi melunasi janji dengan Anda. Lalu entah angin apa yang meniup, dengan tiba-tiba Anda membatalkannya. Bagaimana perasaan orang tersebut? Bagaimana pula urusan yang sudah dibatalkan? Kilah yang paling mudah adalah kan bisa bikin janji ulang? Indahnya cara berbicara seperti itu. Seperti orang yang tak punya malu. Hei, bukankah yang tak punya malu adalah orang-orang yang tak beriman?

Bagaimana dengan waktu yang sudah terbuang sia-sia? Bagaimana pula tentang perihal yang lainnya. Pernahkah kita berpikir betapa bahayanya sikap tak punya pendirian ini. Betapa mengerikan sebuah sikap plin plan ini. Hal-hal kecil sering kali di permainkan secara tidak sengaja. Padahal bukankah isi neraka itu kebanyakan orang-orang yang suka melakukan kesalahan kecil? Dan bukankah isi syurga juga demikian.
Dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah rodhiallohu ‘anhu, aku berkata: “Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ajarkanlah kepadaku dalam (agama) Islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara Islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain selain engkau,” (maka) Rasulullah shalAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ucapkanlah: “aku beriman kepada Allah”, kemudian beristiqomahlah dalam ucapan itu” (HR. Muslim, no. hadits: 38)

Ada yang menarik dari hadist ini. Rasulullah menyuruh kita beriman sekaligus beristiqamah. Seolah-olah, iman dan konsisten (kata lain dari istiqamah) adalah sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Atau, dengan kata lain, bila ingin beriman maka harus konsisten. Tegas! Tidak ada tawar menawar. Tidak pula ada sebuah celah untuk tawar menawar. Apalagi sampai plin plan. Hari ini Islam besok tidak Islam. Hari ini menutup aurat besok di pamerkan keseluruh negeri. Hari ini baik maka bagaimana esok?
Tapi kan banyak orang yang sulit melakukannya? Bisa dimulai dari hal-hal yang mudah. Shalat wajib misalnya. Ini perihal wajib. Lakukanlah tanpa pernah membolongkannya seharipun. Bukankah ibadah itu yang paling penting adalah kontinueitas. Terus menerus dalam melakukannya. Bukan hari ini ada besok kosong. Hari ini tawadhu besok riya. Masih ingat kisah Bilal Bin Rabah? Yang terompahnya saja sudah terdengar disyurga hanya karena Ia selalu shalat Sunnah wudhu. Begitulah Allah memberikan tingkatan kepada mereka yang konsisten dan konsekuens.

Ada lagi yang mungkin akan mengatakan dengan kalimat sederhana akan tetapi menunjukkan keogahan diri dalam melakukannya. Lebih tepatnya tidak konsekuensi dengan apa yang telah di percayai. Ya Islam itu sendiri. Kan menunggu hidayah. Ternyata Allah sudah menjawabnya didalam Al Quran dengan penjelasan yang cukup mengena.
Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)” (QS. 3: 8).

Jadi sebenarnya hidayah itu sudah datang. Tinggal mau atau tidak mengiyakannya. Tawaran nikah itu juga sudah ada. Tinggal mau menerima atau tidak (lho, kok? Jadi masalah nikah?? ).
Jadi, amat besar korelasi antara sikap yang tidak jelas atau plin plan dengan kedudukan iman di hati. Iman itu tidak perlu besar bila dia bisa memberikan keteguhan yang luar biasa hebat. Yang bisa membuat diri yakin bahwa ada hal yang terbaik dalam setiap keputusan yang diridhai oleh Allah. Tak perlu iman yang besar untuk bisa bertobat kepada Allah saban harinya. Karena justru terkadang, dengan iman yang begitu tinggi kita merasa bebas dari dosa. Sehingga tak akan pernah ada lagi kata tobat dalam benak ini. Pahadal, rasulullah saja setiap harinya beristiqfar sampai seratus kali. Itu rasulullah!

Imam al-Qurtubi berkata, “Hati yang istiqamah adalah hati yang senantiasa lurus dalam ketaatan kepada Allah, baik berupa keyakinan, perkataan, maupun perbuatan.” Lebih lanjut beliau mengatakan, “Hati yang istiqamah adalah jalan menuju keberhasilan di dunia dan keselamatan dari adzab akhirat. Hati yang istiqamah akan membuat seseorang dekat dengan kebaikan, rezekinya akan dilapangkan dan akan jauh dari hawa nafsu dan syahwat. Dengan hati yang istiqamah, maka malaikat akan turun untuk memberikan keteguhan dan keamanan serta ketenangan dari ketakutan terhadap adzab kubur. Hati yang istiqamah akan membuat amal diterima dan menghapus dosa.

Begitulah, kalimat yang ditebalkan menunjukkan bahwa, betapa sikap konsisten dan konsekuen dengan ucapan lisan, serta sikap membawa kita kepada kebaikan dunia akhirat. Disenangi oleh orang lain. Disayang Allah dan didoakan oleh malaikat. Mengapa? Karena tak ada sedikitpun kita merusak atau tidak menghargai orang lain walaupun dalam perihal sepele.
Wallahu`alam