Thursday, October 24, 2013

Dibalik Perayaan Tahun Baru



"

Malam tahun baru adalah petang hingga malam hari tanggal 31 Desember yang merupakan hari terakhir dalam tahun kalender gregorian, sehari sebelum tahun baru. Dalam kebudayaan Barat, malam tahun baru dirayakan dengan pesta-pesta dan acara berkumpul bersama kerabat, teman, atau keluarga guna menanti saat pergantian tahun. Bahkan di sejumlah kota besar di dunia, malam tahun baru dirayakan secara besar-besaran dengan pesta bersama di tempat-tempat terbuka untuk menanti detik-detik pergantian tahun tersebut.
Namun di dalam ajaran Islam, kita telah dilarang untuk melibatkan diri dalam perayaan hari raya orang-orang kafir tersebut, apapun bentuknya. Melibatkan diri di sini mencakup perbuatan : mengucapkan selamat, hadir di jalan-jalan untuk menyaksikan atau melihat perayaan orang kafir, mengirim kartu selamat, dan lain sebagainya. Adapun perayaan hari raya orang kafir di sini mencakup seluruh perayaan hari raya, perayaan orang suci mereka, dan semua hal yang berkaitan dengan hari perayaan orang-orang kafir (musyrik maupun ahlul kitab).
"Mengapa demikian?", "Mengapa Islam telah melarang umatnya untuk melibatkan diri dalam perayaan hari raya termasuk perayaan tahun baru?"

Berikut adalah beberapa larangan tentang perayaan tahun baru bagi umat muslim.

1. Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan 'Ied (Perayaan) Yang Haram
Perlu diketahui bahwa perayaan ('ied) kaum muslimin ada dua yaitu ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha.
Anas bin Malik mengatakan :


كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى
"Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengatakan, dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha.
Namun setelah itu muncul berbagai perayaan ('ied) di tengah kaum muslimin. Ada perayaan yang dimaksudkan untuk ibadah atau sekedar meniru-niru orang kafir. Di antara perayaan yang kami maksudkan di sini adalah perayaan tahun baru Masehi. Perayaan semacam ini berarti di luar perayaan yang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maksudkan sebagai perayaan yang lebih baik yang Allah ganti, karena perayaan kaum muslimin hanyalah dua yang dikatakan baik yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.

Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts 'Ilmiyyah wal Ifta', komisi fatwa di Saudi Arabia menjelaskan, "Yang disebut 'ied atau hari perayaan secara istilah adalah semua bentuk perkumpulan yang berulang secara periodik boleh jadi tahunan, bulanan, mingguan atau semisalnya.


Jadi dalam ied terkumpul beberapa hal :
Hari yang berulang semisal idul fitri dan hari Jumat.
Berkumpulnya banyak orang pada hari tersebut.
Berbagai aktivitas yang dilakukan pada hari itu baik berupa ritual ibadah ataupun non ibadah.

Hukum 'Ied (perayaan) terbagi menjadi dua :
- 'Ied yang tujuannya adalah beribadah, mendekatkan diri kepada Allah dan mengagungkan hari tersebut dalam rangka mendapat pahala atau
- 'Ied yang mengandung unsur menyerupai orang-orang jahiliah atau golongan-golongan orang kafir yang lain maka hukumnya adalah bid'ah yang terlarang karena tercakup dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
"Barang siapa yang mengada-adakan amal dalam agama kami ini padahal bukanlah bagian dari agama maka amal tersebut tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim)
Misalnya adalah hari ibu dan hari kemerdekaan, peringatan itu terlarang karena hal itu termasuk mengada-adakan, yang sama sekali tidak pernah ada dan tidak pernah Allah izinkan, di samping menyerupai orang-orang Nasrani dan golongan orang kafir yang lain. Demikian penjelasan Lajnah.
Begitu pula perayaan tahun baru termasuk perayaan yang terlarang karena menyerupai perayaan orang kafir.
 

2. Merayakan Tahun Baru Berarti Tasyabbuh (Meniru-niru) Orang Kafir
Merayakan tahun baru termasuk meniru-niru orang kafir. Dan sejak dulu Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti bahwa umat ini memang akan mengikuti jejak orang Persia, Romawi, Yahudi dan Nashrani. Kaum muslimin mengikuti mereka baik dalam berpakaian atau pun berhari raya.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,



لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ فَقَالَوَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ
"Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta." Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam-, "Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?" Beliau menjawab, "Selain mereka, lantas siapa lagi?"
Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


لَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
"Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (lubang hewan tanah yang penuh lika-liku), pasti kalian pun akan mengikutinya." Kami (para sahabat) berkata, "Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?" Beliau menjawab, "Lantas siapa lagi?"

An Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, "Yang dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan dziro' (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashroni. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal kekufuran. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat ini. "Lihatlah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." Apa yang beliau katakan memang benar-benar terjadi saat ini. Berbagai model pakaian orang barat diikuti oleh kaum muslimin, sampai pun yang setengah telanjang. Begitu pula berbagai perayaan pun diikuti, termasuk pula perayaan tahun baru ini.
Ingatlah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam secara tegas telah melarang kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh).

Beliau bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka."
Menyerupai orang kafir (tasyabbuh) ini terjadi dalam hal pakaian, penampilan dan kebiasaan. Tasyabbuh di sini diharamkan berdasarkan dalil Al Qur'an, As Sunnah dan kesepakatan para ulama (ijma').

3. Merekayasa Amalan Yang Tanpa Tuntunan Di Malam Tahun Baru
Kita sudah ketahui bahwa perayaan tahun baru ini berasal dari orang kafir dan merupakan tradisi mereka. Namun sayangnya di antara orang-orang jahil ada yang mensyari'atkan amalan-amalan tertentu pada malam pergantian tahun. "Daripada waktu kaum muslimin sia-sia, mending malam tahun baru kita isi dengan dzikir berjama'ah di masjid. Itu tentu lebih bermanfaat daripada menunggu pergantian tahun tanpa ada manfaatnya", demikian ungkapan sebagian orang. Ini sungguh aneh, pensyariatan semacam ini berarti melakukan suatu amalan yang tanpa tuntunan. Perayaan tahun baru sendiri adalah bukan perayaan atau ritual kaum muslimin, lantas kenapa harus disyari'atkan amalan tertentu ketika itu? Apalagi menunggu pergantian tahun pun akan mengakibatkan meninggalkan berbagai kewajiban sebagaimana nanti akan kami utarakan.

Jika ada yang mengatakan, "Daripada menunggu tahun baru diisi dengan hal yang tidak bermanfaat, mending diisi dengan dzikir. Yang penting kan niat kita baik."

Maka cukup kami sanggah niat baik semacam ini dengan perkataan Ibnu Mas'ud ketika dia melihat orang-orang yang berdzikir, namun tidak sesuai tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Orang yang melakukan dzikir yang tidak ada tuntunannya ini mengatakan pada Ibnu Mas'ud,



وَاللهِ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَا أَرَدْنَا إِلاَّ الْخَيْرَ
"Demi Allah, wahai Abu 'Abdurrahman (Ibnu Mas'ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan."
Ibnu Mas'ud lantas berkata,


وَكَمْ مِنْ مُرِيدٍ لِلْخَيْرِ لَنْ يُصِيبَهُ
"Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak mendapatkannya."

Jadi dalam melakukan suatu amalan, niat baik semata tidaklah cukup. Kita harus juga mengikuti contoh dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, baru amalan tersebut bisa diterima di sisi Allah. 


4. Terjerumus Dalam Keharaman Dengan Mengucapkan Selamat Tahun Baru
Kita telah ketahui bersama bahwa tahun baru adalah syiar orang kafir dan bukanlah syiar kaum muslimin. Jadi, tidak pantas seorang muslim memberi selamat dalam syiar orang kafir seperti ini. Bahkan hal ini tidak dibolehkan berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma').

Ibnul Qoyyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah mengatakan, "Adapun memberi ucapan selamat pada syi'ar-syi'ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma' (kesepakatan) para ulama. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, "Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya." Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.

Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. "Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid'ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta'ala."


5. Meninggalkan Perkara Wajib Yaitu Shalat Lima Waktu
Betapa banyak kita saksikan, karena begadang semalam suntuk untuk menunggu detik-detik pergantian tahun, bahkan begadang seperti ini diteruskan lagi hingga jam 1 jam 2 malam atau bahkan hingga pagi hari, kebanyakan orang yang begadang seperti ini luput dari shalat Shubuh yang kita sudah sepakat tentang wajibnya. Di antara mereka ada yang tidak mengerjakan shalat Shubuh sama sekali karena sudah kelelahan di pagi hari. Akhirnya, mereka tidur hingga pertengahan siang dan berlalulah kewajiban tadi tanpa ditunaikan sama sekali. Bahkan banyak yang dari sore sudah berangkat menuju pusat perayaan tanpa mengindahkan waktu Shalat Magrib dan Isya. Na'udzu billahi min dzalik.

Ketahuilah bahwa meninggalkan satu saja dari shalat lima waktu bukanlah perkara sepele. Bahkan meningalkannya para ulama sepakat bahwa itu termasuk dosa besar.

Ibnul Qoyyim-Rahimahullah mengatakan, "Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat (sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu) dengan sengaja termasuk dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, zina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat."
Adz Dzahabi –rahimahullah juga mengatakan, "Orang yang mengakhirkan shalat hingga keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan shalat yaitu satu shalat saja dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar. Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa)."
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengancam dengan kekafiran bagi orang yang sengaja meninggalkan shalat lima waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
"Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir." Oleh karenanya, seorang muslim tidak sepantasnya merayakan tahun baru sehingga membuat dirinya terjerumus dalam dosa besar. Dengan merayakan tahun baru, seseorang dapat pula terluput dari amalan yang utama yaitu shalat malam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
"Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam." Shalat malam adalah sebaik-baik shalat dan shalat yang biasa digemari oleh orang-orang sholeh. Seseorang pun bisa mendapatkan keutamaan karena bertemu dengan waktu yang mustajab untuk berdo'a yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Sungguh sia-sia jika seseorang mendapati malam tersebut  namun ia menyia-nyiakannya. Melalaikan shalat malam disebabkan mengikuti budaya orang barat, sungguh adalah kerugian yang sangat besar.

6. Begadang Tanpa Ada Hajat
Begadang tanpa ada kepentingan yang syar'i dibenci oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Termasuk di sini adalah menunggu detik-detik pergantian tahun yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata,



أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat 'Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya."

Ibnu Baththol menjelaskan, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama'ah. Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, "Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?” Apalagi dengan begadang, ini sampai melalaikan dari sesuatu yang lebih wajib (yaitu shalat Shubuh)?

7. Terjerumus Dalam Zina
Jika kita lihat pada tingkah laku muda-mudi saat ini, perayaan tahun baru pada mereka tidaklah lepas dari ikhtilath (campur baur antara pria dan wanita) dan berkholwat (berdua-duan), bahkan mungkin lebih parah dari itu yaitu sampai terjerumus dalam zina dengan kemaluan. Inilah yang sering terjadi di malam tersebut dengan menerjang berbagai larangan Allah dalam bergaul dengan lawan jenis. Inilah yang terjadi di malam pergantian tahun dan ini riil terjadi di kalangan muda-mudi. Padahal dengan melakukan seperti pandangan, tangan dan bahkan kemaluan telah berzina, ini berarti melakukan suatu yang haram.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,



كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
"Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian."

8. Mengganggu Kaum Muslimin

Merayakan tahun baru banyak diramaikan dengan suara mercon, petasan, terompet atau suara bising lainnya. Ketahuilah ini semua adalah suatu kemungkaran karena mengganggu muslim lainnya, bahkan sangat mengganggu orang-orang yang butuh istirahat seperti orang yang lagi sakit. Padahal mengganggu muslim lainnya adalah terlarang sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ 
"Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain."

Ibnu Baththol mengatakan, Yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan agar seorang muslim tidak menyakiti kaum muslimin lainnya dengan lisan, tangan dan seluruh bentuk menyakiti lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan, "Orang yang baik adalah orang yang tidak menyakiti walaupun itu hanya menyakiti seekor semut.” Perhatikanlah perkataan yang sangat bagus dari Al Hasan Al Basri. Seekor semut yang kecil saja dilarang disakiti, lantas bagaimana dengan manusia yang punya akal dan perasaan disakiti dengan suara bising atau mungkin lebih dari itu.

9. Meniru Perbuatan Setan Dengan Melakukan Pemborosan
Perayaan malam tahun baru adalah pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu satu malam. Jika kita perkirakan setiap orang menghabiskan uang pada malam tahun baru sebesar Rp 10.000 untuk membeli mercon dan segala hal yang memeriahkan perayaan tersebut, lalu yang merayakan tahun baru sekitar 10 juta penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa jumlah uang yang dihambur-hamburkan dalam waktu semalam? Itu baru perkiraan setiap orang menghabiskan Rp 10.000, bagaimana jika lebih dari itu? MasyaAllah sangat banyak sekali jumlah uang yang dibuang sia-sia. Itulah harta yang dihamburkan sia-sia dalam waktu semalam untuk membeli terompet, petasan, kembang api, mercon, atau untuk menyelenggarakan pentas musik, dsb. Padahal Allah Ta'ala telah berfirman,



وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan." (Qs. Al-Isro' : 26-27)

Ibnu Katsir mengatakan, "Allah ingin membuat manusia menjauh sikap boros dengan mengatakan : "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan." Dikatakan demikian karena orang yang bersikap boros menyerupai setan dalam hal ini.


Ibnu Mas'ud dan Ibnu 'Abbas mengatakan, "Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar." Mujahid mengatakan, "Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir (pemborosan)." Qotadah mengatakan, "Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan."


10. Menyia-nyiakan Waktu Yang Begitu Berharga
Merayakan tahun baru termasuk membuang-buang waktu. Padahal waktu sangatlah kita butuhkan untuk hal yang bermanfaat dan bukan untuk hal yang sia-sia. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberi nasehat mengenai tanda kebaikan Islam seseorang,


مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
"Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya."

Ingatlah bahwa membuang-buang waktu itu hampir sama dengan kematian yaitu sama-sama memiliki sesuatu yang hilang. Namun sebenarnya membuang-buang waktu masih lebih jelek dari kematian.


Semoga kita merenungkan perkataan Ibnul Qoyyim, "(Ketahuilah bahwa) menyia-nyiakan waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (membuatmu lalai) dari Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya."


Seharusnya seseorang bersyukur kepada Allah dengan nikmat waktu yang telah Dia berikan. Mensyukuri nikmat waktu bukanlah dengan merayakan tahun baru. Namun mensyukuri nikmat waktu adalah dengan melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah. Itulah hakekat syukur yang sebenarnya. Orang-orang yang menyia-nyiakan nikmat waktu seperti inilah yang Allah cela. Allah Ta'ala berfirman,



أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءكُمُ النَّذِيرُ
"Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?" (Qs. Fathir : 37). Qotadah mengatakan, "Beramallah karena umur yang panjang itu akan sebagai dalil yang bisa menjatuhkanmu. Marilah kita berlindung kepada Allah dari menyia-nyiakan umur yang panjang untuk hal yang sia-sia."

Inilah di antara beberapa kerusakan dalam perayaan tahun baru. Sebenarnya masih banyak kerusakan lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu dalam tulisan ini karena saking banyaknya. Seorang muslim tentu akan berpikir seribu kali sebelum melangkah karena sia-sianya merayakan tahun baru. Jika ingin menjadi baik di tahun mendatang bukanlah dengan merayakannya. Seseorang menjadi baik tentulah dengan banyak bersyukur atas nikmat waktu yang Allah berikan. Bersyukur yang sebenarnya adalah dengan melakukan ketaatan kepada Allah, bukan dengan berbuat maksiat dan bukan dengan membuang-buang waktu dengan sia-sia. Lalu yang harus kita pikirkan lagi adalah, apakah hari ini kita lebih baik dari hari kemarin? Pikirkanlah apakah hari ini iman kita sudah semakin meningkat ataukah semakin bobrok? Itulah yang harus direnungkan seorang muslim setiap kali bergulirnya waktu.


Ya Allah, perbaikilah keadaan umat Islam saat ini. Perbaikilah keadaan saudara-saudara kami yang jauh dari aqidah Islam. Berilah petunjuk pada mereka agar mengenal agama Islam ini dengan benar.



قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ أُرِيدُ إِلا الإصْلاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
"Syu'aib berkata: 'Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabb-ku, dan dianugerahi-Nya aku dari-Nya rejeki yang baik, (patutkah aku menyalahi perintahnya). Dan aku tidak berkehendak mengerjakan, apa yang aku larang kamu darinya. Aku tidak bermaksud, kecuali (mendatangkan) perbaikan, selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal, dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali." (QS.11:88).
 http://islampenyejukhati.blogspot.com

Monday, August 5, 2013

KISAH NABI - NABI ALLAH

Kekuatan

Ada kekuatan dalam cinta.
Orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang kuat, karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri.

ada kekuatan dalam tawa kegembiraan.
Orang yang tertawa gembira adalah orang yang kuat, karena ia tak pernah terlarut dengan tantangan dan cobaan.

ada kekuatan dalam kedamaian diri.
Orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah orang yan
g
kuat, karena ia tak pernah tergoyahkan dan tak mudah diombang-ambingkan.

ada kekuatan di dalam kesabaran.
Orang yang sabar adalah orang yang kuat karena ia sanggup menanggung s'gala sesuatu dan ia tidak pernah merasa disakiti.

ada kekuatan di dalam kemurahan.
Orang yang murah hati adalah orang yang kuat, karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya untuk melakukan yang baik bagi sesamanya

ada kekuatan di dalam kebaikan.
Orang yang baik adalah orang yang kuat, karena ia bisa selalu mampu melakukan yang baik bagi semua orang.

ada kekuatan di dalam kesetiaan.
Orang yang setia adalah orang yang kuat, karena ia bisa mengalahkan nafsu dan keinginan pribadi. Dengan kesetiaannya kepada Allah dan sesamanya.

ada kekuatan di dalam kelemah-lembutan.
Orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat, karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam..

ada kekuatan di dalam penguasaan diri.
Orang yang bisa menguasai diri adalah orang kuat, karena ia bisa mengendalikan segala nafsu keduniawian...

15 FAKTA TENTANG Nabi MUHAMMAD S.A.W

1. Nabi SAW tidak melepaskan tangannya saat berjabat sebelum mitranya melepaskan terlebih dahulu.

2. Nabi SAW tidak pernah mengulurkan kaki di hadapan sahabat-sahabatnya.

3. Nabi SAW menoleh dengan seluruh badannya, menunjuk dengan seluruh jarinya.

4. Nabi SAW kalau berbicara sesekali menggigit bibir tanda berpikir, menepuk telapak kiri dengan jari telunjuk.

5. Cetusan yang paling buruk dalam percakapan Nabi SAW; "Apa yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumur lumpur."

6. Harta Nabi SAW yang paling mewah adalah sepasang alas kaki berwarna kuning, hadiah dari Negus, penguasa Abissinia.

7. Nabi SAW tinggal di pondok kecil beratap jerami yang kamar-kamarnya dipisahkan
oleh batang-batang pohon yang direkat dengan lumpur bercampur kapur.

8. Nabi SAW sendiri yang menyalakan api, mengepel lantai, memerah susu dan menjahit alas kakinya yang putus.

9.Santapan Nabi SAW yang paling mewah, meski jarang dinikmatinya, adalah madu, susu dan lengan kambing.

10. Nabi SAW gagah berani, namun memiliki senyum yang sangat memikat dan malu mempermalukan orang.

11. Nabi SAW menghimpun dalam dirinya 4 tipe manusia secara sempurna, pekerja, pemikir, pengabdi Allah dan seniman.

12. Nabi SAW selalu memilih yang termudah, selama halal, bila berhadapan dengan pilihan.

13. Senyumnya menyejukkan, dilukiskan sebagai butir salju di oase.

14. Beliau tidak pernah sakit gigi. Beliau bersiwak tak kurang 10 kali sehari.

15. Warna kulit beliau putih kemerah-merahan.

M a s a l a h

Masalah ada bukan untuk melemahkan tapi untuk mendewasakan dan menguatkan.

Masalah itu seperti api yang memanaskan emas, semakin panas akan semakin murni emasnya.

Masalah adalah salah satu bukti kehidupan karena hanya orang mati yang tidak punya masalah.

Masalah adalah jalan utama menuju kebijaksanaan karena kebijaksanaan tidak akan terbukti tanpa masalah.

... Masalah merupakan jalan tercepat menuju kesuksesan.

Masalah merupakan guru terbaik yang pernah ada dalam kehidupan.

Masalah itu ibarat sebuah pertandingan yang harus dimenangkan.

Masalah adalah alat untuk menguji potensi kita.

Masalah yang sulit bukanlah sesuatu yang membuat kita patah semangat tetapi hal yang membuat kita semakin rajin belajar untuk mengatasinya dengan cara yang mudah.

Dalam sejarah peradaban manusia, tidak ada seorang pun yang tidak mengalami masalah dalam hidupnya.

Jangan pernah menyerah dan teruslah berjuang, hadapilah setiap masalah dengan penuh keyakinan bahwa PADA AKHIRNYA SEMUA AKAN MENJADI INDAH.

HATI-HATI DENGAN MARAH

Jika kita MARAH selama 5 menit saja, maka sistem imunitas (kekebalan) tubuh kita akan depresi selama 6 jam

Dan jika kita DENDAM, menyimpan kepahitan, maka imunitas tubuh kita akan mudah mati. Lalu dari situlah bermula segala awal penyakit, STRESS, kolesterol tinggi, Jantung, Rheumatik, arthritis, Sroke / pendarahan / penyumbatan pembuluh darah

Kemudian jika kita sering membiarkan pikiran kita STRESS, maka kita pun akan sering mengalami GANGGUAN PENCERNAAN

Perasaan KHAWATIR berlebihan pun bisa mengakibatkan kita NYERI PUNGGUNG

Jika mudah TERSINGGUNG, maka kita akan cenderung terkena penyakin INSOMNIA (susah tidur)

Jika sering mengalami KEBINGUNGAN, maka besar kemungkinan mudah terkena GANGGUAN TULANG BELAKANG BAGIAN BAWAH

Jika sering membiarkan diri kita merasa TAKUT BERLEBIHAN, maka kita akan mudah terkena sakit ginjal

Jika suka suudzon, NEGATIVE THINKING, maka kita akan mudah terkena DYSPEPSIA (penyakit sulit mencerna)

Jika mudah EMOSI dan cenderung PEMARAH, maka kita bisa rentang terhadap penyakit HEPATITIS.

Jika kita sering APATIS (tidak pernah perduli) terhadap lingkungan, maka kita berpotensi mengalami PENURUNAN KEKEBALAN TUBUH

Jika sering TERLALU MENGANGGAP SEPELE semua persoalan, maka hal ini bisa mengakibatkan penyakit DIABETES

Jika kita sering KESEPIAN, maka kita bisa terkena penyakit DEMENSIA SENELIS (memori dan kontrol fungsi tubuh berkurang)

Jika sering bersedih dan merasa terlalu RENDAH DIRI, maka kita bisa terkena penyakit Leukimia (Kanker Darah Putih)

Mari kita bersyukur atas segala perkara yang telah terjadi, karena dengan bersyukur, maka hati ini menjadi GEMBIRA dan menimbulkan energi POSITIF dalam tubuh kita untuk mengusir segala penyakit-penyakit tersebut diatas

QS.3 Ali 'Imran:119 ,,,Katakanlah: "Matilah kamu karena kemarahanmu itu"...

Orang marah cepat tua

Teruntuk Ukhti Shalehah, yang Kusayangi Karena Allah

Teruntuk Ukhti Shalehah, yang Kusayangi Karena Allah 
 Bagaimana kabarmu hari ini, ukhti? Sudahkah kau hiasi pagi yang syahdu dengan beningnya suaramu kala lantunkan ayat-ayat dari kitab cinta-Nya? Bahkan burung-burung pun masih setia dalam dzikir syukurnya di antara celah sinar matahari yang menyeruak penangkarannya, tidakkah kau iri pada mereka, saudariku? Ukhti yang shalehah, Masihkah hari ini rasa gelisah, bimbang, duka, dan airmatamu menetes karena kerinduanmu dan keinginan bertemu sang pencuri hati? Ya, itu adalah bagian dari fitrah kita. Rasa yang hadir tanpa diduga sebelumnya dan akhirnya menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dari kita. Sebuah fitrah pula kala keresahan dan kehampaan menemani dalam hari-hari penantianmu pada dia yang kau impikan. Wahai Ukhti yang terpancar keindahan akhlaknya dari ketulusan senyumnya, Siapa yang memiliki hatimu? Siapa yang mengaturkan hatinya? Bukankah tiada kuasa selain Dia yang Maha Pengasih dan CintaNya tak berbatas. Leburkanlah keresahanmu, gelisahmu, rindu, dan tangismu dalam munajat kepada-Nya. Kembalikanlah semua urusan kepada-Nya. Percayalah akan dipilihkanNya yang terbaik untukmu. Saudariku yang selalu setia dalam setiap langkah kebajikan, Kadang aku pun bingung atas diriku yang begitu mudah meneteskan airmata ketika satu sisi hati tersakiti oleh makhluk-Nya. Namun begitu jarang linangan airmata kuselipkan dalam sujud-sujud panjang memohonan pengampunan dariNya. Pernahkah ini terjadi padamu juga, ukhti? Ukhti, sekarang hapuslah airmatamu. Terimalah semua yang terjadi dengan kebesaran hati dan jiwa sebagai bagian dari hidup ini. Sampai akhirnya nanti kita temukan rahasia dan hikmah indah dari titian hidup yang telah kita lewati. Dan senyum bahagiamulah yang ingin kulihat jika saat itu datang, senyum karena telah berhasil kau lewati saat-saat tersulit dalam hidupmu dan kini kau telah memenangkannya. Tenanglah ukhti, usah kau risaukan yang akan datang. Bukankah segala sesuatu akan indah pada waktunya. Jika Allah telah menetapkan yang terbaik untuk kita, lantas kenapa kita harus memaksakan sesuatu yang belum tentu baik agar menjadi milik kita? Kegalauan akan dia; cinta; pasangan jiwa, leburkanlah dalam keikhlasanmu, ukhti. Percayalah Allah akan mendekatkanmu pada pangeran hatimu, jika tidak kini, mungkin nanti. Bukan hanya untuk sekedar pasangan di dunia, tapi seseorang yang nanti dapat membawamu ke tepian surga, bagaikan pangeran berkereta kencana membawamu ke istana dengan kebahagiaan yang baqa. Senyumlah, ukhti sayang, Senyum untukku, untuk sahabat-sahabat kita, untuk nikmat yang tak henti kita rasa. Semoga hari ini, besok, dan seterusnya kita akan terus istiqamah di jalan yang diridhai-Nya serta membimbing kita dalam rahmat dan kasih sayangNya.

YA ALLAH… SIAPAKAH TAKDIRKU??

YA ALLAH… SIAPAKAH TAKDIRKU?? 
 Ya Allah… Sebuah rasa telah tertanam dalam hati Yang tlah lama terpupuk dan tersiram Tumbuh mengembang dan berakar Ya Allah… Aku terlempar dalam sahara cinta Terpasung diruang jiwa Ku pun mencoba menerjemahkan makna cinta Yang menjerit disudut qalbu sang hamba Ya Allah… Aku mencintainya… Salahkah atas sebuah rasa? Dosakah atas rindu yang membara? Dan salahkah atas harapan yang terpatri didada? Ya Allah… Aku adalah hambaMu yang lemah Engkau tau segala celah Dan cobaan hati adalah sisiku yang terlemah Ya Allah… Apakah cintaku yang diam Akan berkisah seperti kisah Ali dan Fatimah? Yang dipertemukan dalam keridhoanMu. Ataukah cintaku ini akan berakhir disini? Cinta yang hanya tinggal kenangan Dan menghilang seiring waktu yang berjalan. 

Ya Allah… Disisi lain, orang tua menawarkan sebuah pilihan. Apakah calon yang akan diperkenalkan kepadaku Yang akan menjadi jodohku, Pemilik tulang rusuk yang sebenarnya? Ataukah dia yang tlah lama hamba cintai? Ya Allah… Hamba berada dalam pilihan yang terberat bagi hati Pilihan Mulah yang paling kunanti Siapakah pemilik tulang rusuk ini? Yang Engkau tetapkan untuk meniti hari Ya Allah… Siapakah dia yang akan datang dengan mahar cinta? Bukan harta atau benda yang kuharap darinya Tapiketaatannya padaMu-lah yang paling utama Ya Allah… Siapakah dia yang akan menjadi kekasih hati Yang terikat atas walimahan suci Hingga hamba bisa mengucapkan padanya kata “Aku mencintaimu karna Illahi” Sebagai kado yang teristimewa dan bersemi dihati Ya Allah… Siapakah dia sang qawwam pemberani Yang kan menemaniku hingga akhir hayat nanti Yang kan memimpinku mencari ridho Illahi Dan bersama menggapai syurga nan abadi Ya Allah… Inilah ungkapan isi hatiku Engkau tau segala yang tersimpan dihati Harapanpun sudah kupanjatkan kepadaMu dari dulu hingga kini Dan Engkaupun tau segala yang terbaik buatku Yang manakah yang akan menjadi pilihan terbaikMu buatku? Ya Allah… Aku memohon padaMu Memilih pilihan terbaik menurut pengetahuanMu Karena Engkaulah Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui yang gaib Ya Allah.. Dengarkanlah istikharah cintaku… Berilah jawaban atas doaku… Pilihkanlah yang terbaik untuk agama dan kehidupanku Jauhkanlah yang terburuk bagi agama dan kehidupanku Berkahilah kebaikan bagiku dan jadikan aku ridho dengan ketentuanMu Ya Allah… kabulkanlah permohonanku… aamiin ya rabbal’alamin…

Komunikasi dan Lidah

KOMUNIKASI DAN LIDAH

Lidah....organ terkecil dari tubuh kita, tapi nahkoda yang mengendalikan seluruh hidup kita. Tergantung bagaimana kita memegang kemudi itu. Jika kita tak bisa mengendalikannya, hancurlah seluruh hidup kita. Satu sumber mata air yang dapat memancarkan kasih dan pahit.

Lidah...lima huruf, tapi memiliki dampak yang sangat radikal. Dia dapat menyakiti, dia dapat juga memberkati orang dengan kata-kata lembutnya. Dia dapat membuat orang menangis, dia dapat juga membuat orang tersenyum. Dia dapat membunuh, dia dapat juga mendamaikan. Dia dapat menimbulkan konflik, dia dapat juga mempersatukan.

Lidah...karena dia, persahabatan yang tak terbina dengan baik bisa hancur dengan kesalahpahaman. Karena dia, sepasang kekasih memutuskan berpisah oleh kurangnya pengertian dan keegoisan satu sama lain. Karena dia juga, suami istri yang tak teguh memegang komitmen hidup akhirnya memutuskan berpisah. Karena dia, para pemuda jatuh dalam lubang kebinasaan. Karena dia, dua suku bangsa dapat bertengkar hanya dipicu satu orang saja. Karena dia, dua negara yang berdamai bisa terpecah belah.

Lidah...dia membuat orang bisa menjadi marah, memfitnah, membunuh, egois, tidak bisa mengerti keadaan orang lain, menang sendiri, acuh tak acuh, sinis, iri hati dan dendam. Tapi lidah juga membuat hati yang beku menjadi hancur, hati yang dipenuhi amarah dapat luluh oleh adanya kata-kata bijak,

Tetapi kadangkala manusia mengabaikan betapa pentingnya komunikasi. Mereka tak pernah berpikir dampak yang kan terjadi bila kata-kata itu keluar dari mulut mereka. Lidah dapat mengeluarkan perbendaharaan yang baik jika dikendalikan oleh nahkoda yang bijaksana pula. Sebaliknya lidah dapat mengeluarkan perbendaharaan yang menyakitkan jika berada di tangan nahkoda yang akhlaknya buruk.

Komunikasi yang terbina dengan baik bisa menjadi akhir yang sangat membahagiakan dan melegakan dahaga di hati. Dua insan yang bertengkar dapat bersatu karena adanya kata-kata yang lembut keluar dari seorang bijak. Sepasang kekasih yang bertengkar dapat kembali bersatu karena adanya insan yang mendamaikan, meski insan itu menyukai salah satunya. Negara yang sudah tercerai berai dapat bersatu karena adanya kata-kata bijak dari sang diplomat.

Lidah yang baik adalah lidah yang ingin sahabatnya bahagia, dan tak ingin 
menghancurkan persahaban itu walau sudah di ujung tanduk; lidah yang berusaha agar kekasihnya dapat kembali lagi padanya, meski sudah tak ada yang dapat dilakukannya; lidah yang ingin agar sahabatnya tersenyum kembali walaupun dia kecewa padanya dan tak ingin menyakitinya. Lidah yang baik adalah lidah yang selalu menyayangi orang lain, meski orang itu melukai perasaannya.

Jadilah lidah-lidah yang memberkati orang-orang di sekelilingmu, nahkoda-nahkoda yang membuat orang lain tersenyum, nahkoda yang memberi ketenangan dan kedamaian....

copas: http://istanasurgaku.blogspot.com/2007/04/komunikasi-dan-lidah.html

“Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tidak menganggapnya berbahaya; dengan sebab satu kalimat itu ia terjungkal selama 70 tahun di dalam neraka.” (HR at-Tirmidzi)

"Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, ia tidak akan masuk surga" (HR Ahmad)


Imam asy-Syafi`i berkata: "Jika seseorang menghendaki berbicara, maka sebelum berbicara hendaklah ia berfiikir; jika jelas nampak maslahatnya, maka ia berbicara, dan jika ragu-ragu maka tidak berbicara sampai jelas maslahatnya".

Diriwayatkan bahwasanya Yahya bin Mu`adz berkata: "Hati itu seperti periuk dengan isinya yang mendidih. Sedangkan lidah itu adalah gayungnya. Maka perhatikanlah ketika seseorang berbicara. Karena sesungguhnya, lidahnya itu akan mengambilkan untukmu apa yang ada di dalam hatinya, manis, pahit, tawar, asin, dan lainnya. Pengambilan lidahnya akan menjelaskan kepadamu rasa hatinya"

Syaqiq berkata: `Abdullah bin Mas`ud bertalbiyah di atas bukit Shafa, kemudian berseru: "Wahai lidah, katakanlah kebaikan, niscaya engkau mendapatkan keberuntungan. Diamlah, niscaya engkau selamat, sebelum engkau menyesal".


"Dari `Uqbah bin `Aamir, ia berkata: "Aku bertanya, wahai Rasulallah, apakah sebab keselamatan?" Beliau menjawab: "Kuasailah lidahmu, rumah yang luas bagimu, dan tangisilah kesalahanmu". (HR. Tirmidzi)
 

Jangan Salah Nulis Salam Ya.....

### Penulisan Salam Yang Benar ###

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh sahabat semuanya...

Sapaan salam yang sering kita ucapkan kepada siapa saja dimanapun dan kapanpun...

Namun dalam penulisan kata salam ini, banyak kita jumpai berbagai versi mulai dari “As”, “Ass”, “Akum”, “Askum”, “Ass. Wr.Wb”, “Mikum”, “Samlekom” dan masih banyak penyingkatan salam dengan berbagai gaya dan bahasa gaul... Taukah sahabat semua bahwa itu semua ada yang tidak memiliki arti dan ada yang memiliki arti lain lho... padahal salam dalam Islam (Assalaamu'alaikum / السلام عليكم / as-salāmu `alaykum) adalah sebuah sapaan yang didalamnya terdapat doa keselamatan, Assalamu'alaikum ini artinya adalah semoga keselamatan tercurah kepadamu ( terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa). Mungkin niatnya mau ngirit ngetik ternyata kata-kata tersebut memiliki arti lain yang mengubah makna salam tersebut.

Coba bandingkan...

Assalaamu’alaikum == Semoga Keselamatan tercurah atas kamu.

“As(dalam bahasa inggris)” malah memiliki arti “sebagai”

“Ass(dalam bahasa inggris)” memiliki arti yang sangat parah yaitu keledai, orang bodoh dan (maaf) pantat

“Akum(gelar untuk orang-orang yahudi)” adalah singkatan dari “Avde Kokhavim U Mazzalot” yang artinya “Hamba-hamba binatang dan orang-orang sesat”

Ass. Wr. Wb dibandingkan dengan Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Ass ~~> lihat keterangan atas

Warahmatullaahi == Dan rahmat Allah (tercurah atas kamu juga)

Wr == tidak di ketahui maknanya

Wabarakaatuh== Dan Berkah Allah (selalu tercurah atas kamu juga)

Wb == tidak di ketahui maknanya

Mikum = tidak diketahui maknanya

Samlekom = matilah kamu (dengar kata orang sih itu artinya)

Jelas sekali penyingkatan yang tertera diatas sangat jauh dari makna doa keselamatan dalam “Assalaamu’alaikum”. Padahal Imam Nawawi, nabi besar kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam telah mengajarkan kita cara salam sesama umat islam dengan 3 ucapan salam yaitu :

1. Assalaamu’alaikum ( السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ )


2. Assalaamu’alaikum Warahmatullaah (السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ)

3. Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh (السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ)

Nah sekarang bagaimana dengan jawaban salam?

Apabila seseorang mengucapkan salam pada kita maka wajib bagi seorang muslim untuk menjawabnya. Nah... beberapa waktu yang lalu, saya menjawab pesan inbox, ternyata ada yang nanya “Jawaban salam yang benar itu Wa’alaikumsalam atau Wa’alaikumussalaam ya???”

Ternyata jawaban yang benar adalah Wa’alaikumussalaam.

(buat yang nanya makasih ya, sehingga sayapun mencari tau kebenaran lafazd dan penulisan jawaban salam yang benar (akhirnya saya tanya pada ustadz dan cari di internet)).

Keumuman yang kita dengar, seringkali seseorang menjawab salam dengan WA'ALAIKUM SALAM. Pelafalan seperti ini kuranglah tepat, seharusnya WA'ALAIKUMUSSALAAM.

Coba lihat bahasa arabnya ~> وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ

Karena dari segi hukum baca secara tajwid itu salah, lafal ASSALAAM السلام disertai "AL" (alif laam) , hamzah pada lafal AL merupakan hamzah washal yang ketika dibaca washal / tidak waqof menjadi tetap tidak berharakat sehingga mengikuti harakat huruf sebelumnya yaitu Dhamah pada huruf Mim lafal WA'ALAIKUMU. Ketika huruf mim bertemu dgn alif laam, maka kata tersebut digabung pengucapannya sehingga menjadi Wa'alaikumussalaam.

(kira-kira begitulah, maaf jika penjelasannya ada yang salah karna kurang pandai menerangkannya, bagi yang bisa membantu menerangkan silahkan bantu dalam komentar, makasih....).

Jadi mulai sekarang gunakanlah bahasa yang benar dalam menjawab salam dengan WA'ALAIKUMUSSALAAM..dan lebih lengkap lebih baik, Wa'alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh ( وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ )....

Jika ingin pengucapan dan penulisan salamnya bernilai ibadah maka mulalilah sekarang untuk mengubah kebiasaan lama dengan lafazd dan penulisan salam yang benar...

Semoga bermanfaat.....
 

Ini Istilah Gaul Kebablasan



Pernah nggak, kita mendengar ada orang berucap “astajim”, “astopiluloh”, “ya oloh” atau semacamnya? Atau kita sendiri pernah berucap seperti itu? Kata-kata seperti itu yang terucap dengan tujuan sebagai lelucon? Tampaknya orang yang menganggap kata-kata yang berhubungan dengan Allah pantas dijadikan sebagai lelucon, perlu belajar lebih dalam tentang Islam.





Saya pertama kali dengar kata astajim di lingkungan kampus sendiri. Bingung, apa nih maksudnya? Ternyata eh ternyata, berdasarkan pengakuan orang yang ngerti, astajim itu singkatan dari astaghfirullahal’adzim. Wow, kok bisa disingkat seperti itu?


Ucapan untuk mohon ampun kepada Allah kok ya dibuat main-main. Menurut saya kok malah aneh, nggak ada lucu dan bagusnya. Saya tidak bermaksud men-judge orang yang mengucap kata astajim dan semacamnya itu selalu beralasan untuk joke semata, ada juga yang hanya ikut-ikutan dan nggak ngerti esensi kata Astaghfirullah sehingga diplesetkan. Saya harap tulisan ini menjadi renungan bersama.

Salah satu thread di forum kaskus menyebutkan bahwa ada yang mengaku pertama kali membuat istilah “astajim”. Dia bangga akan hal itu. Sumber lengkapnya ada di sini. Istilah itu dibuat dengan alasan agar bisa populer. Sampai ada komentar dari kaskuser lain yang nggak percaya kalo si Thread Starter (TS alias yang membuat tulisan di kaskus) yang nemuin istilah astajim pertama kali. Kemudian si TS malah menantang untuk membuktikan di akhirat kelak tentang kebenaran pengakuannya. Pikirku, si TS malah menggali lubang sendiri. Bisa jadi memang benar terbukti di akhirat kalo si TS yang pertama kali ngucapin kata itu, namun bisa jadi juga malaikat akan tega untuk menyiksa TS, karena TS juga tega telah mempermainkan kata mohon ampun kepada Allah itu. Wallahua’lam.


Hal seperti inilah yang saya sebut, gaul kebablasan. Istilah Islam malah dimain-mainin. Padahal setahu saya, mereka yang berniat mempersingkat kata-kata tadi, tergolong kaum intelektual. Iya, mereka bersekolah, mereka berkuliah, mereka menuntut ilmu. Tapi kok hasilnya jadi seperti itu? Apa mereka nggak ngerti, sebuah kata itu mengandung arti? Kalo sebuah kata yang disingkat dengan lafal baru, artinya kan jadi berbeda. Bukannya memohon ampun kepada Allah, tapi kata astajim itu artinya akan menjadi apa, saya nggak tahu. Jika benar tujuan pelafalan singkatan kata itu sebuah lelucon, bukankah itu pelecehan? Pelecehan terhadap sesama makhluk hidup aja bakal ditindak, apalagi kalo berani-beraninya melakukan pelecehan terhadap Tuhan? Sumber dalil tentang pengolok-olokan terhadap Allah dan Rasul sudah jelas, bisa dibaca di artikel yang lebih dulu membahas tentang hal ini: di sini.


Generasi muda sekarang saya akui pintar-pintar, nggak sedikit yang mampu menjuarai kompetisi berskala internasional dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Lalu, untuk lomba berdebat pun pada jago-jago. Untuk akses ilmu pengetahuan pun lebih gampang dengan adanya internet, bahkan anak kecil jaman sekarang sudah pandai memainkan keyboard PC walaupun sekedar memainkan game online maupun offline, dan ada juga yang sudah mahir ber-blackberry-ria. Tapi, semua kepintaran itu nggak ada artinya jika nggak bisa mengontrol mana yang pantas untuk dijadikan joke dan mana yang bukan.

Perkembangan generasi muda sekarang makin memprihatinkan saja. Ada yang mainin istilah Islam, ada juga yang pamer paha. Orangtua sebagai pendidik pertama di keluarga dituntut bisa melihat fenomena yang mungkin dianggap sepele oleh sebagian orang ini. Menurut saya, ini hal sepele tapi mendasar. Orangtua harus berjuang keras untuk bisa mendidik anak-anaknya di era modern ini. Didikan agama dan moral yang perlu ditanamkan dan diterapkan pertama kali di keluarga. Hingga ketika si anak sedang berada di luar jangkauan keluarga pun, bisa menjaga diri untuk nggak bertingkah maupun berucap yang aneh-aneh.

Kamu, generasi muda yang saya katakan memiliki perkembangan makin memprihatinkan nggak terima? Buktikanlah kalo kamu memang enggak seperti itu! Buktikanlah bahwa generasi muda modern pun memiliki pegangan agama yang kuat dan moral yang bagus! :)
 


Sering kita dalam keseharian mendengar orang ataupun rekan kita bercanda dengan menyebut nama Allah, nama Rasulullah atau dengan ayat ayat Al Quran, terutama sekali di televisi berupa lawakan ataupun sinetron seperti “Astagfirullah,” di ganti dengan "atapiluloh, astajim, dll" “laa ilaha illallah“, “Allahu Akbar“, yang semua hanyalah candaan semata, ataupun ijab Kabul palsu dan sebagainya. Bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menyikapi orang seperti ini simak Al Qur’an dan hadits dibawah ini. :

Firman Allah Subhanahu wata’ala :

ولئن سألتهم ليقولن إنما كنا نخوض ونلعب قل أبالله وأياته ورسوله كنتم تستهزؤون لا تعتذروا قد كفرتم بعد إيمانكم

“Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan) tentulah mereka akan menjawab : “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”, katakanlah : “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kalian selalu berolok-olok ?”, tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman…” (QS. At Taubah, 65 – 66).

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Muhammad bin Kaab, Zaid bin Aslam, dan Qatadah, suatu hadits dengan rangkuman sebagai berikut : “Bahwasanya ketika dalam peperangan tabuk, ada seseorang yang berkata : “Belum pernah kami melihat seperti para ahli membaca Alqur’an (qurra’) ini, orang yang lebih buncit perutnya, dan lebih dusta mulutnya, dan lebih pengecut dalam peperangan”, maksudnya adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dan para sahabat yang ahli membaca Al Qur’an. Maka berkatalah Auf bin Malik kepadanya: “kau pendusta, kau munafik, aku beritahukan hal ini kepada Rasulullah”, lalu berangkatlah Auf bin Malik kepada Rasulullah untuk memberitahukan hal ini kepada beliau, akan tetapi sebelum ia sampai, telah turun wahyu kepada beliau.

Dan ketika orang itu datang kepada Rasulullah, beliau sudah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya, maka berkatalah ia kepada Rasulullah : “Ya Rasulullah, sebenarnya kami hanya bersenda gurau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang yang mengadakan perjalanan untuk menghilangkan penatnya perjalanan”, kata Ibnu Umar : “sepertinya aku melihat orang tadi berpegangan sabuk pelana unta Rasulullah, sedang kedua kakinya tersandung-sandung batu, sambil berkata : “kami hanyalah bersenda gurau dan bermain main saja”, kemudian Rasulullah bersabda kepadanya :

أبالله وآياته ورسوله كنتم تستهزؤون

“Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya, dan RasulNya kamu selalu berolok olok”.

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengatakan seperti itu tanpa menengok, dan tidak bersabda kepadanya lebih dari pada itu.

Penjelasan bab ini :
  1. Masalah yang sangat penting sekali, bahwa dalam ayat diatas menyebutkan orang yang bersenda gurau dengan menyebut nama Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya adalah kafir.
  2. Ada perbedaan yang sangat jelas antara menghasut dan setia Allah dan RasulNya. (dan melaporkan perbuatan orang-orang fasik kepada waliyul amr untuk mencegah mereka, tidaklah termasuk perbuatan menghasut tetapi termasuk kesetiaan kepada Allah dan kaum muslimin seluruhnya).
  3. Ada perbedaan yang cukup jelas antara sikap memaafkan yang dicintai Allah dengan bersikap tegas terhadap musuh-musuh Allah.
  4. Tidak setiap permintaan maaf dapat diterima. (ada juga permintaan maaf yang harus ditolak).






Bismillahirrohmanirrohiim. . .

Assalamu ’alaikum warahmatullah wabarakatuh. . .

Mungkin sobat telah banyak kali menemukan atau membaca artikel yang tidaklah seberapa penting ini, tapi buat saya pribadi teramat sangatlah penting sekali karena mengandung banyak manfaat. Artikel ini mungkin telah banyak ditulis atau di share oleh sobat-sobat, tidak ada salahnya jika kita saling mengingatkan kembali.

Ok, sebaiknya kita langsung kembali ke topik awal. Banyak saya temui diantara teman-teman FB ini yang menurut saya salah dalam penulisan kata-kata penting dalam ISLAM.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGOIFJ2cjc7vqb8Etv3S80vs0aPeMbLbxI6IRlUEQSG798I4PkJFm6yyeegq5FKU7hGS5Ke1BGWmK3sNvUDCViXbrhSdIrQ_cMvdsD_NdsmeqM4UW-gTo5JTXq1FrnZ_w-PdFK3m6lJwk/s1600/Kesalahan-Dalam-Penulisan-wakrizki.net.jpg
Kesalahan penulisan Aamiin Yang sering Terjadi
============================================


Diantaranya ada yang menulis
"amin", "amiin", "aamin", "aamiin" bahkan tidak jarang juga ada yg menulis "Amien"

Seperti kita ketahui Lafaz Aamiin diucapkan didalam dan diluar salat, diluar salat, aamii diucapkan oleh orang yang mendengar doa orang lain.

Aamiin termasuk isim fiil Amr, yaitu isim yang mengandung pekerjaan. Maka para ulama jumhur mengartikannya dengaa Allahummas istajib (ya Allah ijabahlah).

Makna inilah yang paling kuat dibanding makna-makna lainnya seperti bahwa aamiin adalah salah satu nama dari asma Allah Subhanahu wata ’alaa.

Membaca aamiin adalah dengan memanjangkan a (alif) dan memanjangkan min, apabila tidak demikian akan menimbulkan arti lain.

Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan kata "AMIN" yaitu :

1. "AMIN" (aliF dan mim sama-samapendek), artinya AMAN, TENTRAM
2. "AAMIN" (alif panjang dan mim pendek), artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN
3. "AMIIN" (alif pendek dan mim panjang), artinya JUJUR TERPERCAYA
4. "AAMIIN" (alif dan mim sama-sama panjang), artinya YA TUHAN, KABULKANLAN DOA KAMI

Terus Bagaimana dengan pengucapan/ Penulisan "Amien" ???

Sebisa mungkin untuk yang satu ini (Amien) dihindari, karena ucapan “Amien” yang lazim dilafadzkan oleh penyembah berhala (Paganisme) setelah do’a ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra)

Hindari Penulisan ASS, ASSKUM, MOHD, MOSQUE, 4JJI, MECCA !!
============================================


Bagi akhy wa Ukhty yang masih suka menggunakan kata ...

"Ass, Askum" dalam ucapan salam.
"Mohd" untuk panggilan nama Nabi MUhammad.
"Mosque" untuk panggilan sebuah masjid.
"4JJI" untuk panggilan Allah SWT.
"Mecca" untuk sebutan Mekah.

Gunakan sesuai dengan aturannya yuuuk...

Jika kita seorang Muslim atau Muslimah, alangkah baiknya mengindahkan hal yang mungkin kita anggap kecil tapi besar makna dan pengaruhnya.

*jangan menulis Ass atau Askum dalam salam tetapi Assalammu'alaikum (karena salam adalah doa, atau jika tidak sempat lebih baik tidak sama sekali), karena Ass artinya (maaf) pantat mu, dan Askum artinya celakalah kamu.

*jangan menulis MOhd tapi Muhammad, karena Mohd, Adalah anjing bermulut besar.

*janganlah menulis Mosque tapi Masjid, karena Organisasi islam menemukan bahwa Mosque adalah nyamuk.

*jangan menulis 4JJI tapi Allah SWT, karena 4JJI artinya for judas Jesus Isa al masih.

*jangan menulis MECCA tapi MEKAH, karena MECCA adalah rumah anggur/bir.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi kita kaum Muslim.
Dikutip dari berbagai sumber.