Pernah
nggak, kita mendengar ada orang berucap “astajim”, “astopiluloh”, “ya oloh”
atau semacamnya? Atau kita sendiri pernah berucap seperti itu? Kata-kata
seperti itu yang terucap dengan tujuan sebagai lelucon? Tampaknya orang yang
menganggap kata-kata yang berhubungan dengan Allah pantas dijadikan sebagai lelucon,
perlu belajar lebih dalam tentang Islam.
Saya
pertama kali dengar kata astajim di lingkungan kampus sendiri. Bingung, apa nih
maksudnya? Ternyata eh ternyata, berdasarkan pengakuan orang yang ngerti,
astajim itu singkatan dari astaghfirullahal’adzim. Wow, kok bisa disingkat
seperti itu?
Ucapan
untuk mohon ampun kepada Allah kok ya dibuat main-main. Menurut saya kok malah
aneh, nggak ada lucu dan bagusnya. Saya tidak bermaksud men-judge orang
yang mengucap kata astajim dan semacamnya itu selalu beralasan untuk joke
semata, ada juga yang hanya ikut-ikutan dan nggak ngerti esensi kata
Astaghfirullah sehingga diplesetkan. Saya harap tulisan ini menjadi renungan
bersama.
Salah
satu thread di forum kaskus menyebutkan bahwa ada yang mengaku pertama
kali membuat istilah “astajim”. Dia bangga akan hal itu. Sumber lengkapnya ada di
sini. Istilah itu dibuat dengan alasan
agar bisa populer. Sampai ada komentar dari kaskuser lain yang nggak percaya
kalo si Thread Starter (TS alias yang membuat tulisan di kaskus) yang
nemuin istilah astajim pertama kali. Kemudian si TS malah menantang untuk
membuktikan di akhirat kelak tentang kebenaran pengakuannya. Pikirku, si TS
malah menggali lubang sendiri. Bisa jadi memang benar terbukti di akhirat kalo
si TS yang pertama kali ngucapin kata itu, namun bisa jadi juga malaikat akan
tega untuk menyiksa TS, karena TS juga tega telah mempermainkan kata mohon
ampun kepada Allah itu. Wallahua’lam.
Hal
seperti inilah yang saya sebut, gaul kebablasan. Istilah Islam malah
dimain-mainin. Padahal setahu saya, mereka yang berniat mempersingkat kata-kata
tadi, tergolong kaum intelektual. Iya, mereka bersekolah, mereka berkuliah,
mereka menuntut ilmu. Tapi kok hasilnya jadi seperti itu? Apa mereka nggak
ngerti, sebuah kata itu mengandung arti? Kalo sebuah kata yang disingkat dengan
lafal baru, artinya kan jadi berbeda. Bukannya memohon ampun kepada Allah, tapi
kata astajim itu artinya akan menjadi apa, saya nggak tahu. Jika benar tujuan
pelafalan singkatan kata itu sebuah lelucon, bukankah itu pelecehan? Pelecehan
terhadap sesama makhluk hidup aja bakal ditindak, apalagi kalo berani-beraninya
melakukan pelecehan terhadap Tuhan? Sumber dalil tentang pengolok-olokan
terhadap Allah dan Rasul sudah jelas, bisa dibaca di artikel yang lebih dulu
membahas tentang hal ini: di sini.
Generasi
muda sekarang saya akui pintar-pintar, nggak sedikit yang mampu menjuarai
kompetisi berskala internasional dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Lalu,
untuk lomba berdebat pun pada jago-jago. Untuk akses ilmu pengetahuan pun lebih
gampang dengan adanya internet, bahkan anak kecil jaman sekarang sudah pandai
memainkan keyboard PC walaupun sekedar memainkan game online maupun offline,
dan ada juga yang sudah mahir ber-blackberry-ria. Tapi, semua kepintaran
itu nggak ada artinya jika nggak bisa mengontrol mana yang pantas untuk
dijadikan joke dan mana yang bukan.
Perkembangan
generasi muda sekarang makin memprihatinkan saja. Ada yang mainin istilah
Islam, ada juga yang pamer paha. Orangtua
sebagai pendidik pertama di keluarga dituntut bisa melihat fenomena yang
mungkin dianggap sepele oleh sebagian orang ini. Menurut saya, ini hal sepele
tapi mendasar. Orangtua harus berjuang keras untuk bisa mendidik anak-anaknya
di era modern ini. Didikan agama dan moral yang perlu ditanamkan dan diterapkan
pertama kali di keluarga. Hingga ketika si anak sedang berada di luar jangkauan
keluarga pun, bisa menjaga diri untuk nggak bertingkah maupun berucap yang
aneh-aneh.
Kamu,
generasi muda yang saya katakan memiliki perkembangan makin memprihatinkan
nggak terima? Buktikanlah kalo kamu memang enggak seperti itu! Buktikanlah
bahwa generasi muda modern pun memiliki pegangan agama yang kuat dan moral yang
bagus!
Sering kita dalam keseharian mendengar orang ataupun rekan
kita bercanda dengan menyebut nama Allah, nama Rasulullah atau dengan ayat ayat
Al Quran, terutama sekali di televisi berupa lawakan ataupun sinetron seperti
“Astagfirullah,” di ganti dengan "atapiluloh, astajim, dll" “laa ilaha
illallah“, “Allahu Akbar“, yang semua hanyalah candaan semata, ataupun ijab
Kabul palsu dan sebagainya. Bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam
menyikapi orang seperti ini simak Al Qur’an dan hadits dibawah ini. :
Firman Allah Subhanahu wata’ala :
ولئن سألتهم ليقولن إنما كنا نخوض ونلعب قل أبالله وأياته ورسوله كنتم تستهزؤون لا تعتذروا قد كفرتم بعد إيمانكم
“Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan) tentulah mereka akan menjawab : “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”, katakanlah : “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kalian selalu berolok-olok ?”, tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman…” (QS. At Taubah, 65 – 66).
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Muhammad bin Kaab, Zaid bin Aslam, dan Qatadah, suatu hadits dengan rangkuman sebagai berikut : “Bahwasanya ketika dalam peperangan tabuk, ada seseorang yang berkata : “Belum pernah kami melihat seperti para ahli membaca Alqur’an (qurra’) ini, orang yang lebih buncit perutnya, dan lebih dusta mulutnya, dan lebih pengecut dalam peperangan”, maksudnya adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dan para sahabat yang ahli membaca Al Qur’an. Maka berkatalah Auf bin Malik kepadanya: “kau pendusta, kau munafik, aku beritahukan hal ini kepada Rasulullah”, lalu berangkatlah Auf bin Malik kepada Rasulullah untuk memberitahukan hal ini kepada beliau, akan tetapi sebelum ia sampai, telah turun wahyu kepada beliau.
Dan ketika orang itu datang kepada Rasulullah, beliau sudah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya, maka berkatalah ia kepada Rasulullah : “Ya Rasulullah, sebenarnya kami hanya bersenda gurau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang yang mengadakan perjalanan untuk menghilangkan penatnya perjalanan”, kata Ibnu Umar : “sepertinya aku melihat orang tadi berpegangan sabuk pelana unta Rasulullah, sedang kedua kakinya tersandung-sandung batu, sambil berkata : “kami hanyalah bersenda gurau dan bermain main saja”, kemudian Rasulullah bersabda kepadanya :
أبالله وآياته ورسوله كنتم تستهزؤون
“Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya, dan RasulNya kamu selalu berolok olok”.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengatakan seperti itu tanpa menengok, dan tidak bersabda kepadanya lebih dari pada itu.
Penjelasan bab ini :
Firman Allah Subhanahu wata’ala :
ولئن سألتهم ليقولن إنما كنا نخوض ونلعب قل أبالله وأياته ورسوله كنتم تستهزؤون لا تعتذروا قد كفرتم بعد إيمانكم
“Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan) tentulah mereka akan menjawab : “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”, katakanlah : “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kalian selalu berolok-olok ?”, tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman…” (QS. At Taubah, 65 – 66).
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Muhammad bin Kaab, Zaid bin Aslam, dan Qatadah, suatu hadits dengan rangkuman sebagai berikut : “Bahwasanya ketika dalam peperangan tabuk, ada seseorang yang berkata : “Belum pernah kami melihat seperti para ahli membaca Alqur’an (qurra’) ini, orang yang lebih buncit perutnya, dan lebih dusta mulutnya, dan lebih pengecut dalam peperangan”, maksudnya adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dan para sahabat yang ahli membaca Al Qur’an. Maka berkatalah Auf bin Malik kepadanya: “kau pendusta, kau munafik, aku beritahukan hal ini kepada Rasulullah”, lalu berangkatlah Auf bin Malik kepada Rasulullah untuk memberitahukan hal ini kepada beliau, akan tetapi sebelum ia sampai, telah turun wahyu kepada beliau.
Dan ketika orang itu datang kepada Rasulullah, beliau sudah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya, maka berkatalah ia kepada Rasulullah : “Ya Rasulullah, sebenarnya kami hanya bersenda gurau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang yang mengadakan perjalanan untuk menghilangkan penatnya perjalanan”, kata Ibnu Umar : “sepertinya aku melihat orang tadi berpegangan sabuk pelana unta Rasulullah, sedang kedua kakinya tersandung-sandung batu, sambil berkata : “kami hanyalah bersenda gurau dan bermain main saja”, kemudian Rasulullah bersabda kepadanya :
أبالله وآياته ورسوله كنتم تستهزؤون
“Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya, dan RasulNya kamu selalu berolok olok”.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengatakan seperti itu tanpa menengok, dan tidak bersabda kepadanya lebih dari pada itu.
Penjelasan bab ini :
- Masalah yang sangat penting sekali, bahwa dalam ayat diatas menyebutkan orang yang bersenda gurau dengan menyebut nama Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya adalah kafir.
- Ada perbedaan yang sangat jelas antara menghasut dan setia Allah dan RasulNya. (dan melaporkan perbuatan orang-orang fasik kepada waliyul amr untuk mencegah mereka, tidaklah termasuk perbuatan menghasut tetapi termasuk kesetiaan kepada Allah dan kaum muslimin seluruhnya).
- Ada perbedaan yang cukup jelas antara sikap memaafkan yang dicintai Allah dengan bersikap tegas terhadap musuh-musuh Allah.
- Tidak setiap permintaan maaf dapat diterima. (ada juga permintaan maaf yang harus ditolak).
Bismillahirrohmanirrohiim. . .
Assalamu ’alaikum warahmatullah wabarakatuh. . .
Mungkin sobat telah banyak kali menemukan atau membaca artikel yang tidaklah seberapa penting ini, tapi buat saya pribadi teramat sangatlah penting sekali karena mengandung banyak manfaat. Artikel ini mungkin telah banyak ditulis atau di share oleh sobat-sobat, tidak ada salahnya jika kita saling mengingatkan kembali.
Ok, sebaiknya kita langsung kembali ke topik awal. Banyak saya temui diantara teman-teman FB ini yang menurut saya salah dalam penulisan kata-kata penting dalam ISLAM.
Assalamu ’alaikum warahmatullah wabarakatuh. . .
Mungkin sobat telah banyak kali menemukan atau membaca artikel yang tidaklah seberapa penting ini, tapi buat saya pribadi teramat sangatlah penting sekali karena mengandung banyak manfaat. Artikel ini mungkin telah banyak ditulis atau di share oleh sobat-sobat, tidak ada salahnya jika kita saling mengingatkan kembali.
Ok, sebaiknya kita langsung kembali ke topik awal. Banyak saya temui diantara teman-teman FB ini yang menurut saya salah dalam penulisan kata-kata penting dalam ISLAM.
Kesalahan penulisan Aamiin Yang
sering Terjadi
============================================
Diantaranya ada yang menulis
"amin", "amiin", "aamin", "aamiin" bahkan tidak jarang juga ada yg menulis "Amien"
Seperti kita ketahui Lafaz Aamiin diucapkan didalam dan diluar salat, diluar salat, aamii diucapkan oleh orang yang mendengar doa orang lain.
Aamiin termasuk isim fiil Amr, yaitu isim yang mengandung pekerjaan. Maka para ulama jumhur mengartikannya dengaa Allahummas istajib (ya Allah ijabahlah).
Makna inilah yang paling kuat dibanding makna-makna lainnya seperti bahwa aamiin adalah salah satu nama dari asma Allah Subhanahu wata ’alaa.
Membaca aamiin adalah dengan memanjangkan a (alif) dan memanjangkan min, apabila tidak demikian akan menimbulkan arti lain.
Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan kata "AMIN" yaitu :
1. "AMIN" (aliF dan mim sama-samapendek), artinya AMAN, TENTRAM
2. "AAMIN" (alif panjang dan mim pendek), artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN
3. "AMIIN" (alif pendek dan mim panjang), artinya JUJUR TERPERCAYA
4. "AAMIIN" (alif dan mim sama-sama panjang), artinya YA TUHAN, KABULKANLAN DOA KAMI
Terus Bagaimana dengan pengucapan/ Penulisan "Amien" ???
Sebisa mungkin untuk yang satu ini (Amien) dihindari, karena ucapan “Amien” yang lazim dilafadzkan oleh penyembah berhala (Paganisme) setelah do’a ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra)
Hindari Penulisan ASS, ASSKUM, MOHD, MOSQUE, 4JJI, MECCA !!
============================================
Bagi akhy wa Ukhty yang masih suka menggunakan kata ...
"Ass, Askum" dalam ucapan salam.
"Mohd" untuk panggilan nama Nabi MUhammad.
"Mosque" untuk panggilan sebuah masjid.
"4JJI" untuk panggilan Allah SWT.
"Mecca" untuk sebutan Mekah.
Gunakan sesuai dengan aturannya yuuuk...
Jika kita seorang Muslim atau Muslimah, alangkah baiknya mengindahkan hal yang mungkin kita anggap kecil tapi besar makna dan pengaruhnya.
*jangan menulis Ass atau Askum dalam salam tetapi Assalammu'alaikum (karena salam adalah doa, atau jika tidak sempat lebih baik tidak sama sekali), karena Ass artinya (maaf) pantat mu, dan Askum artinya celakalah kamu.
*jangan menulis MOhd tapi Muhammad, karena Mohd, Adalah anjing bermulut besar.
*janganlah menulis Mosque tapi Masjid, karena Organisasi islam menemukan bahwa Mosque adalah nyamuk.
*jangan menulis 4JJI tapi Allah SWT, karena 4JJI artinya for judas Jesus Isa al masih.
*jangan menulis MECCA tapi MEKAH, karena MECCA adalah rumah anggur/bir.
Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi kita kaum Muslim.
Dikutip dari berbagai sumber.
============================================
Diantaranya ada yang menulis
"amin", "amiin", "aamin", "aamiin" bahkan tidak jarang juga ada yg menulis "Amien"
Seperti kita ketahui Lafaz Aamiin diucapkan didalam dan diluar salat, diluar salat, aamii diucapkan oleh orang yang mendengar doa orang lain.
Aamiin termasuk isim fiil Amr, yaitu isim yang mengandung pekerjaan. Maka para ulama jumhur mengartikannya dengaa Allahummas istajib (ya Allah ijabahlah).
Makna inilah yang paling kuat dibanding makna-makna lainnya seperti bahwa aamiin adalah salah satu nama dari asma Allah Subhanahu wata ’alaa.
Membaca aamiin adalah dengan memanjangkan a (alif) dan memanjangkan min, apabila tidak demikian akan menimbulkan arti lain.
Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan kata "AMIN" yaitu :
1. "AMIN" (aliF dan mim sama-samapendek), artinya AMAN, TENTRAM
2. "AAMIN" (alif panjang dan mim pendek), artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN
3. "AMIIN" (alif pendek dan mim panjang), artinya JUJUR TERPERCAYA
4. "AAMIIN" (alif dan mim sama-sama panjang), artinya YA TUHAN, KABULKANLAN DOA KAMI
Terus Bagaimana dengan pengucapan/ Penulisan "Amien" ???
Sebisa mungkin untuk yang satu ini (Amien) dihindari, karena ucapan “Amien” yang lazim dilafadzkan oleh penyembah berhala (Paganisme) setelah do’a ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra)
Hindari Penulisan ASS, ASSKUM, MOHD, MOSQUE, 4JJI, MECCA !!
============================================
Bagi akhy wa Ukhty yang masih suka menggunakan kata ...
"Ass, Askum" dalam ucapan salam.
"Mohd" untuk panggilan nama Nabi MUhammad.
"Mosque" untuk panggilan sebuah masjid.
"4JJI" untuk panggilan Allah SWT.
"Mecca" untuk sebutan Mekah.
Gunakan sesuai dengan aturannya yuuuk...
Jika kita seorang Muslim atau Muslimah, alangkah baiknya mengindahkan hal yang mungkin kita anggap kecil tapi besar makna dan pengaruhnya.
*jangan menulis Ass atau Askum dalam salam tetapi Assalammu'alaikum (karena salam adalah doa, atau jika tidak sempat lebih baik tidak sama sekali), karena Ass artinya (maaf) pantat mu, dan Askum artinya celakalah kamu.
*jangan menulis MOhd tapi Muhammad, karena Mohd, Adalah anjing bermulut besar.
*janganlah menulis Mosque tapi Masjid, karena Organisasi islam menemukan bahwa Mosque adalah nyamuk.
*jangan menulis 4JJI tapi Allah SWT, karena 4JJI artinya for judas Jesus Isa al masih.
*jangan menulis MECCA tapi MEKAH, karena MECCA adalah rumah anggur/bir.
Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi kita kaum Muslim.
Dikutip dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment