Pengertian Penjualan - Sebenarnya definisi penjualan ini cukup
luas, beberapa ahli menyebutnya sebagai ilmu dan beberapa yang lain
menyebutnya sebagai seni ada pula yang memasukkan masalah etik dalam
penjualan. Pada pokoknya, istilah, menjual memiliki arti seperti yang di
kemukakan oleh Basu Swastha DH (1998; 8) dalam bukunya manajemen Penjualan adalah Menjual
adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual
untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang
ditawarkannya.
Manajemen Penjualan - Jadi, adanya penjualan dapat tercipta suatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dengan pembeli. Didalam perekonomian kita (ekonomi uang). Seseorang yang menjual akan mendapatkan imbalan berupa uang. Dengan alat, penukar berupa uang, orang akan lebih mudah memahami segala keinginannya dan penjualan lebih mudah dilakukan. Jarak yang jauh tidak menjadi masalah bagi penjual.
Tugas-tugas wiraniaga sering; digolongkan menurut jenis hubungan pembeli yang terlibat dalam penjualan. Dalam hal ini, jenis-jenis penjualan dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian seperti yang dikemukakan oleh Basu Swastha DH (1998; 11) sebagai berikut :
- Trade Selling
- Missionary Selling
- Technical Selling
- New Businner Selling
- Responsive selling
a. Trade Selling
Trade selling dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distributor produk--produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan. persediaan daur produk baru. Jadi titik beratnya adalah pada penjualan melalui penyalur dari pada penjualan ke pembeli akhir.
Trade selling dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distributor produk--produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan. persediaan daur produk baru. Jadi titik beratnya adalah pada penjualan melalui penyalur dari pada penjualan ke pembeli akhir.
b. Missionary Selling
Dalam missionary selling, penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan. Di sini wira niaga lebih cenderung pada penjualan untuk penyalur. Jadi wiraniaga sendiri tidak menjual secara langsung produk yang ditawarkan, misalnya penawaran obat kepada dokter.
Dalam missionary selling, penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan. Di sini wira niaga lebih cenderung pada penjualan untuk penyalur. Jadi wiraniaga sendiri tidak menjual secara langsung produk yang ditawarkan, misalnya penawaran obat kepada dokter.
c. Technical Selling
Technical selling berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya. Dalam hal ini, tugas utama wiraniaga adalah mengidentifikasikan dan menganalisis masalah--masalah yang dihadapi para pembeli, serta menunjukkan bagaimana produk atau jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Technical selling berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya. Dalam hal ini, tugas utama wiraniaga adalah mengidentifikasikan dan menganalisis masalah--masalah yang dihadapi para pembeli, serta menunjukkan bagaimana produk atau jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut.
d. New Business Selling
New Business Selling berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan ini sering dipakai oleh perusahaan asuransi.
e. Responsive Selling
Setiap tenaga penjualan diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap permintaan pembeli. Dua jenis penjualan utama di sini adalah route driving dan retailing. Para pengemudi yang mengantarkan susu, roti, gas untuk keperluan rumah tangga. Para pelayan toko serba ada, toko pakaian, toko spesial, merupakan contoh dari jenis penjualan ini. Jenis penjualan seperti ini tidak akan menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang baik dan hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus kepada pembelian ulang.
New Business Selling berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan ini sering dipakai oleh perusahaan asuransi.
e. Responsive Selling
Setiap tenaga penjualan diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap permintaan pembeli. Dua jenis penjualan utama di sini adalah route driving dan retailing. Para pengemudi yang mengantarkan susu, roti, gas untuk keperluan rumah tangga. Para pelayan toko serba ada, toko pakaian, toko spesial, merupakan contoh dari jenis penjualan ini. Jenis penjualan seperti ini tidak akan menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang baik dan hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus kepada pembelian ulang.
Pengertian Manajemen Penjualan
Peranan manajemen penjualan adalah mengadministrasikan fungsi penjualan tatap muka dalam marketing mix. Peranan administrasi ini mencakup perencanaan, manajemen dan pengendalian program-program penjualan, disamping itu juga penarikan, platina, pengkopensasian, pemotivasian dan pengevaluasian personalia penjualan lapangan. Jadi manajemen penjualan memiliki pengertian yang dikemukakan oleh Basu Swastha DH sebagai berikut :
“Manajemen penjualan adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program-program kontak tatap muka yang dirancang untuk mencapai tujuan penjualan perusahaan.” (Basu Swastha DH 1998; 26)
Definisi tersebut menyarankan bahwa manajemen penjualan itu berkaitan dengan pengambilan keputusan strategi disamping pelaksanaan rencana-rencana pemasaran.
Disamping definisi penjualan yang telah dikemukakan diatas, berikut ini
juga akan dipaparkan mengenai pengertian manajemen penjualan yang
dikutip oleh Basu Swastha DH adalah :
”Manajemen penjualan adalah perencanaan, pengarahan dan pengawasan tatap muka, termasuk penarikan, pemilihan, perlengkapan, penugasan, penentuan rute, supervisi, pembayaran dan pemotivasian sebagai tugas yang diberikan pada para tenaga penjual. (Basu Swastha DH 1998; 27)
”Manajemen penjualan adalah perencanaan, pengarahan dan pengawasan tatap muka, termasuk penarikan, pemilihan, perlengkapan, penugasan, penentuan rute, supervisi, pembayaran dan pemotivasian sebagai tugas yang diberikan pada para tenaga penjual. (Basu Swastha DH 1998; 27)
Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan
Dalam praktek penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
yang dikemukakan oleh Basu Swastha DH (1998; 29) sebagai berikut:
- Kondisi dan kemampuan penjual
- Kondisi Pasar
- Kondisi Organisasi Perusahaan
- Faktor lain
- Kondisi dan kemampuan penjual
- Kondisi Pasar
- Kondisi Organisasi Perusahaan
- Faktor lain
a. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Transksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas
barang dan jasa itu pada prinsipnya melihatkan dua pihak, yaitu penjual
sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Di sini, penjual
harus meyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran
penjualan yang diharapkan. Untuk maksud tersebut penjual harus memahami
beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni :
- Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan
- Harga produk
- Syarat penjualan
Masalah-masalah tersebut biasanya manjadi pusat perhatian pembeli
sebelum melakukan pembelian. Selain itu manajer perlu memperhatikan
jumlah serta sifat-sifat tenaga penjualan yang akan dipakai. Dengan
tenaga penjualan yang baik dapatlah dihindari timbulnya kemungkinan rasa
kecewa pada para pembeli dalam pembeliannya. Adapun sifat-sifat yang
perlu dimiliki oleh seorang tenaga penjual antara lain : sopan, pandai
bergaul, pandai berbicara, mempunyai kepribadian yang menarik, sehat
jasmani, jujur, mengetahui cara-cara penjualan dan sebagianya.
b. Kondisi Pasar
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau yang menjadi sasaran dalam
penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun
faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah :
- Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual, pasar pemerintah ataukah pasar internasional
- Kelompok pembeli atau segmen pasar
- Daya belinya
- Frekwensi pembeliannya
- Keinginan dan kebutuhannya
c. Modal
Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang
yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembelinya atau apabila
lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini,
penjual harus memperkenalkan terlebih dahulu atau membawa barangnya ke
tempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya
saran serta usaha, seperti alat transportasi, tempat peragaan baik
didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi dan
sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki
sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
d. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh
bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu
atau ahli dibidang penjualan. Lain halnya perusahaan kecil dimana
masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi lain.
Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit, sistem
organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi serta
sarana yang dimilikinya juga tidak jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit,
sistem organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi
serta sarana yang dimilikinya juga tidak sekompleks perusahaan besar.
Biasanya masalah penjualan ini ditangani sendiri oleh pimpinan dan tidak
diberikan kepada orang lain.
e. Faktor Lain
Faktor-faktor lain, seperti : periklanan, peragaan, kampanye, pemberian
hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya,
diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang
bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi
perusahaan yang kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini
lebih jarang dilakukan. Ada penguasaha yang berpegang pada suatu prinsip
bahwa paling penting membuat barang yang baik. Bilamana prinsip
tersebut dilaksanakan, maka diharapkan pembeli akan membeli lagi barang
yang sama. Namun, sebelum pembeliannya dilakukan, sering pembeli harus
dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkusan yang
menarik atau dengan cara promosi lainnya.
Daftar Pustaka
Swastha Basu, Manajemen Penjualan, Edisi 3, Yoyakarta, BPFE Universitas Gadjah Mada, 1998
JENIS-JENIS WIRANIAGA :
2. Bagaimana karir seorang wiraniaga?
JENIS-JENIS WIRANIAGA :
§
Merchandising Salesman : tidak
hanya menjual tatapi juga membantu penyalur dalam mempromosikan produknya. Dia
juga bertanggung jawab atas persediaan barang dan membantu periklanan.
§ Tugas Merchandising Salesman disebut Trade Selling yaitu penjualan yang
menitikberatkan melalui penyalur dari pada ke pembeli akhir.
§ Detailman: tidak melakukan
penjualan secara langsung. Contohnya perusahaan obat yang memperkenalkan dan
membujuk para dokter agar menggunakan produksinya.
§ Tugas Detailman disebut
Missionary Salling yaitu mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari
penyalur perusahaan
§ Sales Engineer: penjual yang juga
memberikan latihan dan demonstrasi secara teknis tentang barang yang dijual.
Seperti barang instalasi, komponen, bahan mentah dsb.
§ Tugas Sales Engineer disebut
Technical Selling yaitu memberi saran dan nasehat atas cara penggunaan atau pemasangan barang yang
dijual
§ Pioneer Product Salesman:
tugasnya membuka daerah/segmen pasar baru untuk produk baru.
§ Tugas Pioneer Product Salesman
disebut New Business Selling yaitu membuka transaksi baru dengan merubah calon
pembeli menjadi pembeli. Tugas ini banyak digunakan perusahaan Asuransi.
PERAN
WIRANIAGA
- Penjamin penjualan.
- Pencipta kekayaan.
- Mata rantai pembeli dan penjual (komunikator).
- Media bahan keterangan umpan balik (feed-back).
- Pertanyaannya:
2. Bagaimana karir seorang wiraniaga?
No comments:
Post a Comment