Dalam salah satu kitab suci umat manusia(Al Quran) Tuhan pernah
menyatakan: Jadikanlah shabar dan shalat sebagai penolongmu..Para
mufassirin menafsirkan kata ‘shalat’ yang kata aslinya adalah ‘sala’
sebagai ritual shalat yang dilakukan oleh umat Islam lima kali sehari.
Padahal ratusan kali kata ‘sala’ disebut di dalam Al Quran dan memiliki
arti dan penafsiran yang sama-sekali berbeda satu sama lain.. ‘Sala’
pada hakekatnya bermakna ‘senantiasa memperbaharui komitmen terhadap
nilai-nilai luhur dalam kehidupan’. Itulah makna sebenarnya dari kata
tersebut.
Mengapa kita mesti sabar? Mengapa kita mesti shalat (baca:senantiasa
mempernaharui komitmen terhadap keluhuran yang merupakan inti azali yang
bersemayam di kedalaman kehidupan)? Menagapa kita mesti menjadikan
keduanya sebagai penolong? Karena kehidupan ini tergelar ‘di dalam
waktu’. Karena alam ini menghargai waktu. Karena kita semua adalah hasil
evolusi panjang yang pada akhirnya membawa kita pada what we are
now.Kita semua telah melewati banyak fase, mengalamai begitu banyak
tahap pertumbuhan. Kita telah mengecap trilyunan momen pengalaman dan
telah mengecap nutrisi dari setiap pengalaman tersebut demi pertumbuhan
kita.
Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong artinya senantiasa
berkomitmen untuk menjadi pengamat yang seimbang terhadap semua momen
pengalaman yang digelar oleh Kehidupan. Menjadikan sabar dan shalat
sebagai penolong maksudnya adalah menjadikan setiap momen dalam hidup
sebagai sahabat karib untuk senantiasa meniti kedalam diri, ke kedalaman
kehidupan, menuju rumah sejati kehidupan, di mana kita dipersatukan
dengan keluarga asli jiwa kita: Kasih dan Keabadian.
Menjadikan shabar dan shalat sebagai penolong menghendaki kita untuk
menjadi seorang Muslim,yang artinya menyerahkan setiap kepingan
pengalaman hidup kita untuk dituntun oleh ‘Jiwa Agung’ yang bersemayam
dalam intisari setiap pengalaman. Islam, Muslim, artinya berserah diri.
Berserah diri kepada siapa? Berserah diri kepada Dia Yang Maha Luhur,
Dia Yang adalah cita-cita asasi kehidupan, Dia Yang mewujud dalam diri
kita dan dalam diri segenap anak-anak kehidupan.
Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong artinya ‘bersikap tegas’
terhadap kekufuran, yang maknanya adalah ketertutupan jiwa yang
diakibatkan oleh interaksi kita yang terlalu lama dengan ‘wujud palsu
penggerak kehidupan’ (baca:ego). Ketika kita menganggap bahwa ego adalah
penggerak kehidupan dan merupakan asas dan cita-cita kehidupan kita,
maka kita telah menjadi musyrik. Kita telah menyekutukan ‘Jiwa Agung’
Sang Penggerak sejati kehidupan dengan bayang-bayangnya, yakni ego kita.
Orang-orang yang menganggap bahwa harga diri, kehormatan, serta nilai
mereka terletak pada kepemilikan mereka, pada harta serta pangkat dan
jabatan mereka yang mereka raih dengan menghalalkan segala cara, maka
pada hakekatnya mereka telah syirik. Dan mereka akan dimasukkan kedalam
‘neraka’, yang makna sesungguhnya adalah penderitaan yang luar biasa
karena tercerabut dari akar sejati mereka, yang sesungguhnya senatiasa
memberikan nutrisi bagi pertumbuhan mereka dengan syarat mereka mau
menjadi ‘murid’ serta ‘pendengar’ yang baik bagi ‘akar sejati kehidupan’
tersebut. Sebagaimana yang termaktub dalam Al Quran: Dialah Yang
senantiasa mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak mereka ketahui.
‘Dia’ inilah akar sejati kehidupan. Dan selama ini kita telah
menyekutukan ‘Dia’ dengan ego serta ambisi-ambisi murahan kita.
Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong artinya menjadi ‘saksi’,
‘bersyahadat’ terhadap setiap pengalaman yang kita kecap, dengan penuh
keyakinan bahwa “segalanya dipersembahkan bagi kesempurnaan”,bahwa
“segalanya diperuntukkan bagi kebaikan kita.”
Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong artinya melihat malam
pengalaman kita sebagai malam, siang pengalaman hidup kita sebagai
siang, suka sebagai suka, duka sebagai duka, manis sebagai manis, pahit
sebagai pahit dan dengan penuh kasih meyakini bahwa semuanya digelar
demi tujuan agung kehidupan yang blue printnya telah menjadi komposisi
asli nafas kehidupan setiap kita. Menjadikan sabar dan shalat sebagai
penolong artinya rela tumbuh di dalam cinta dan pengertian mendalam
terhadap hidup demi kebaikan, demi keluhuran, demi segala sesuatu yang
indah dalam hidup, dan demi kesempurnaan, karena kita semuanya berawal
dari Allah–kesempurnaan, dan akan kembali kepada Allah–Kesempurnaan.
Demikian semoga kita senantiasa bisa menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong kita.
http://spiritualgooddeeds.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment