Tuesday, March 19, 2013

Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu…

Dalam salah satu kitab suci umat manusia(Al Quran) Tuhan pernah menyatakan: Jadikanlah shabar dan shalat sebagai penolongmu..Para mufassirin menafsirkan kata ‘shalat’ yang kata aslinya adalah ‘sala’ sebagai ritual shalat yang dilakukan oleh umat Islam lima kali sehari. Padahal ratusan kali kata ‘sala’ disebut di dalam Al Quran dan memiliki arti dan penafsiran yang sama-sekali berbeda satu sama lain.. ‘Sala’ pada hakekatnya bermakna ‘senantiasa memperbaharui komitmen terhadap nilai-nilai luhur dalam kehidupan’. Itulah makna sebenarnya dari kata tersebut.
Mengapa kita mesti sabar? Mengapa kita mesti shalat (baca:senantiasa mempernaharui komitmen terhadap keluhuran yang merupakan inti azali yang bersemayam di kedalaman kehidupan)? Menagapa kita mesti menjadikan keduanya sebagai penolong? Karena kehidupan ini tergelar ‘di dalam waktu’. Karena alam ini menghargai waktu. Karena kita semua adalah hasil evolusi panjang yang pada akhirnya membawa kita pada what we are now.Kita semua telah melewati banyak fase, mengalamai begitu banyak tahap pertumbuhan. Kita telah mengecap trilyunan momen pengalaman dan telah mengecap nutrisi dari setiap pengalaman tersebut demi pertumbuhan kita.
Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong artinya senantiasa berkomitmen untuk menjadi pengamat yang seimbang terhadap semua momen pengalaman yang digelar oleh Kehidupan. Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong maksudnya adalah menjadikan setiap momen dalam hidup sebagai sahabat karib untuk senantiasa meniti kedalam diri, ke kedalaman kehidupan, menuju rumah sejati kehidupan, di mana kita dipersatukan dengan keluarga asli jiwa kita: Kasih dan Keabadian.
Menjadikan shabar dan shalat sebagai penolong menghendaki kita untuk menjadi seorang Muslim,yang artinya menyerahkan setiap kepingan pengalaman hidup kita untuk dituntun oleh ‘Jiwa Agung’ yang bersemayam dalam intisari setiap pengalaman. Islam, Muslim, artinya berserah diri. Berserah diri kepada siapa? Berserah diri kepada Dia Yang Maha Luhur, Dia Yang adalah cita-cita asasi kehidupan, Dia Yang mewujud dalam diri kita dan dalam diri segenap anak-anak kehidupan.
Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong artinya ‘bersikap tegas’ terhadap kekufuran, yang maknanya adalah ketertutupan jiwa yang diakibatkan oleh interaksi kita yang terlalu lama dengan ‘wujud palsu penggerak kehidupan’ (baca:ego). Ketika kita menganggap bahwa ego adalah penggerak kehidupan dan merupakan asas dan cita-cita kehidupan kita, maka kita telah menjadi musyrik. Kita telah menyekutukan ‘Jiwa Agung’ Sang Penggerak sejati kehidupan dengan bayang-bayangnya, yakni ego kita. Orang-orang yang menganggap bahwa harga diri, kehormatan, serta nilai mereka terletak pada kepemilikan mereka, pada harta serta pangkat dan jabatan mereka yang mereka raih dengan menghalalkan segala cara, maka pada hakekatnya mereka telah syirik. Dan mereka akan dimasukkan kedalam ‘neraka’, yang makna sesungguhnya adalah penderitaan yang luar biasa karena tercerabut dari akar sejati mereka, yang sesungguhnya senatiasa memberikan nutrisi bagi pertumbuhan mereka dengan syarat mereka mau menjadi ‘murid’ serta ‘pendengar’ yang baik bagi ‘akar sejati kehidupan’ tersebut. Sebagaimana yang termaktub dalam Al Quran: Dialah Yang senantiasa mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak mereka ketahui. ‘Dia’ inilah akar sejati kehidupan. Dan selama ini kita telah menyekutukan ‘Dia’ dengan ego serta ambisi-ambisi murahan kita.
Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong artinya menjadi ‘saksi’, ‘bersyahadat’ terhadap setiap pengalaman yang kita kecap, dengan penuh keyakinan bahwa “segalanya dipersembahkan bagi kesempurnaan”,bahwa “segalanya diperuntukkan bagi kebaikan kita.”
Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong artinya melihat malam pengalaman kita sebagai malam, siang pengalaman hidup kita sebagai siang, suka sebagai suka, duka sebagai duka, manis sebagai manis, pahit sebagai pahit dan dengan penuh kasih meyakini bahwa semuanya digelar demi tujuan agung kehidupan yang blue printnya telah menjadi komposisi asli nafas kehidupan setiap kita. Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong artinya rela tumbuh di dalam cinta dan pengertian mendalam terhadap hidup demi kebaikan, demi keluhuran, demi segala sesuatu yang indah dalam hidup, dan demi kesempurnaan, karena kita semuanya berawal dari Allah–kesempurnaan, dan akan kembali kepada Allah–Kesempurnaan.
Demikian semoga kita senantiasa bisa menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong kita.
http://spiritualgooddeeds.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment